Cari Blog Ini

Senin, 03 Maret 2014

MENUNTUT ILMU

Ilmu pengetahuan adalah segala hal yang manusia ketahui pasti dalam akalnya masing-masing, sudah pasti semua itu berasal dari Allah SWT dan manusia itu sendiri hanya sebagai objek atau pelaku dari itu semua. Dalam surat At Taubah ayat 122 Allah SWT bermaksud untuk mengingatkan manusia bahwasannya menuntut ilmu itu sangatlah penting, jika zaman Rasulullah masih ada peperangan, maka sebagian orang diperintahkan untuk pergi (ke medan perang) dan sebagian orang lagi diperintahkan untuk menuntut ilmu, sedangkan zaman kita sekarang diperintahkan untuk menuntut ilmu dengan suatu kata “ طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌعَلَي كُلِّ مُسْلِمٍ وَالمُسْلِمَات ”.

AYAT DAN TERJEMAHAN


وَمَاكَانَ المُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوا كَآ فَةً فَلَوْلاَنَفَرَمِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَآ ئِفَةٌ لِيَتَّفَقَّهُوفِي الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوآعَلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ {١٢٢}

Artinya:

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

B. ASBABUN NUZUL (9:122)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum mu’minin, karena sesungguhnya ingin berjihad, apabila diseru oleh Rasulullah untuk berangkat ke medan perang, mereka serta merta berangkat meninggalkan Nabi beserta orang-orang yang lemah. Ayat ini turun sebagai larangan kepada kaum mu’min untuk serta merta berangkat seluruhnya, tapi harus ada yang menetap untuk memperdalam pengetahuan agama. (buku Asbabun Nuzul, Muhyi Supratman: 2006.)

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ikrimah yang menceritakan, bahwa ketika diturunkan firman-Nya berikut ini, yaitu, "Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih." (Q.S. At-Taubah 39). Tersebutlah pada saat itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang, mereka berada di daerah badui (pedalaman) karena sibuk mengajarkan agama kepada kaumnya. Maka orang-orang munafik memberikan komentarnya, "Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di daerah-daerah pedalaman, maka celakalah orang-orang pedalaman itu." Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan, "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)." (Q.S. At-Taubah 122).

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin Umair yang menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat besar terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila Rasulullah saw. mengirimkan pasukan perang, maka mereka semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi saw. di Madinah bersama dengan orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah swt. yang paling atas tadi (yaitu surat At-Taubah ayat 122). 

D. PELAJARAN DARI AYAT

Allah SWT menurunkan sesuatunya pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya, seperti ayat satu ini merupakan ayat yang mempunyai makna yang begitu dalam dan maksud tertentu mengenai manfaat ilmu dan bagaimana cara kita mendapatkan pahala dengan berbagai cara, seperti menuntut, mengajarkan, dan mengamalkan ilmu.

Segala macam bentuk ilmu pengetahuan yang kita umat muslim miliki merupakan titipan dari Allah SWT, kita harus bias menjaga apa yang telah Allah SWT titipkan kepada kita sebagai umat muslim. Disamping itu setelah Allah SWT memberikan ilmu kepada kita, kita harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar